Direktorat Operasi Keamanan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengeluarkan peringatan terkait indikasi peningkatan jumlah aksi peretasan atau serangan siber yang dilakukan sekelompok peretas yang diperkirakan berasal dari Brazil. Kelompok tersebut disebut menargetkan sistem elektronik berbagai kementerian dan lembaga, militer, akademik, serta sektor lain di Indonesia.
BSSN mengimbau seluruh pemangku kepentingan keamanan siber serta pengelola sistem elektronik untuk meningkatkan kewaspadaan dan keamanan sistem yang dikelola. BSSN juga menerbitkan sejumlah langkah antisipasi yang dapat dilakukan, yakni:
Sebelumnya diberitakan bahwa salah satu situs yang dikelola oleh BSSN sendiri menjadi korban aksi peretasan. Situs yang berada di tautan https://pusmanas.bssn.go.id (saat tulisan ini dipublikasikan masih belum dapat diakses) tersebut mengalami peretasan dengan teknik deface, atau mengubah tampilan suatu halaman situs, setidaknya sejak 20 Oktober 2021 lalu.
Apabila melihat pesan yang disampaikan oleh pelaku peretasan, tampaknya aksi kali ini dijadikan sebagai ajang balas dendam peretas asal Brazil. Dalam pesannya, para peretas menyebut bahwa aksi mereka ditujukan sebagai respons atas peretasan serupa yang dilakukan para peretas Indonesia yang melakukan peretasan terhadap situs-situs di Brazil.
Aksi peretasan belakangan ini, meski tidak dilakukan oleh para peretas asal Brazil, juga menyasar sejumlah situs pemerintah. Situs resmi Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia yang beralamat di https://imigrasi.go.id, misalnya, juga terkena serangan peretas.
Selain itu, situs yang dikelola oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi juga tak luput dari aksi peretasan yang mengindikasikan lemahnya pertahanan siber Indonesia. Bahkan, situs-situs yang dikelola lembaga penegak hukum Polri juga termasuk di dalamnya.
Terbaru, peretas Brazil telah meretas situs milik Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) Kementerian Pertanian. Situs yang beralamat di http://balittas.litbang.pertanian.go.id/aplikasi/upbs-stok yang mengalami peretasan tersebut merupakan aplikasi web untuk memantau stok benih beserta harga yang selalu diperbarui tiap harinya.