Peretasan terhadap lembaga atau institusi pemerintah kembali terjadi. Terbaru, basis data yang memuat kurang lebih 28.264 personel Polri bocor akibat peretasan.
Peretas asal Brazil yang menyebut dirinya sebagai son1x666 mempublikasikan aksinya melalui akun Twitter @son1x666. Ia menjelaskan bahwa aksinya ini dilakukan sendiri olehnya dan tidak melibatkan anggota tim.
Selain itu, ia menceritakan bahwa banyak orang Indonesia yang telah menghubunginya dan berbicara mengenai kehidupan dan ketidakpuasan mereka terhadap pemerintah di Indonesia. Aksi peretasan ini bermotifkan dukungan bagi orang-orang tersebut.
“Jadi saya bersimpati kepada mereka dan memutuskan untuk membantu dengan apa pun yang saya bisa, jadi inilah alasan saya melakukan peretasan ini,” tulisnya.
Basis data yang bocor tersebut setidaknya berisi data personel Polri yang meliputi nama lengkap, pangkat, tempat dan tanggal lahir, satuan kerja, jabatan, alamat, email, nomor HP, hingga hukuman disiplin yang sedang dijalani.
Data SQL yang ia sebarkan tersebut berukuran sekitar 10 MB. Peretas tentunya telah mengakses data-data yang lebih banyak dari apa yang dipublikasikan. Melalui penelusuran sederhana, digita.id dapat mengonfirmasi bahwa data yang ada dalam SQL itu dapat dikatakan valid.
Salah satunya ialah data terkait personel dengan nama Berliando, S.I.K dengan pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP). Berdasarkan data yang tersebar, yang bersangkutan memiliki pelanggaran dengan catatan penundaan dik selama satu bulan dan mutasi yang bersifat demosi.
“Kebocoran ini berisi informasi pribadi dan kredensial pekerja Polri dan orang-orang yang terlibat dengannya. Jangan ragu untuk melakukan apa pun yang Anda inginkan dengan informasi mereka, mungkin mengirim dildo ke rumah mereka, gunakan kreativitas Anda,” ujar peretas.
Keamanan data dan informasi institusi dan lembaga pemerintahan memang belakangan menjadi sorotan. Bahkan, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang notabenenya memiliki tugas untuk menjaga keamanan siber nasional juga turut mengalami peretasan. Sejumlah situs yang dikelola oleh Polri sendiri sebelumnya juga banyak yang telah mengalami peretasan dengan teknik deface.