Counterpoint mencatat, pengiriman ponsel pintar di Indonesia tumbuh sebesar 28 persen year-on-year dan 22 persen quarter-on-quarter. Di tengah pertumbuhan tersebut Xiaomi muncul sebagai penguasa pasar di Indonesia untuk kali pertama.
Ponsel pintar Xiaomi dengan pengiriman terbanyak di Indonesia ialah Redmi 9C, Redmi 9A, dan POCO M3. Ketiganya menjadi begitu populer dengan penawaran yang mencakup daya tahan baterai, kapasitas penyimpanan, dan keunggulan kamera. Secara keseluruhan, perusahaan besutan Lei Jun tersebut menempati peringkat pertama di Indonesia dengan pangsa pasar 26 persen.
Menguntit di bawah Xiaomi ialah Vivo dengan pangsa pasar 21 persen dengan ponsel popular mereka yang meliputi Vivo Y12s, Vivo Y1s, dan Vivo Y20s. Adapun di tempat ketiga ada OPPO dengan pangsa pasar 20 persen melalui ponsel OPPO A54, OPPO A15, dan OPPO Reno 5 5G.
Sementara Samsung dan realme masing-masing harus puas berada di peringkat keempat dan kelima di kuartal kedua tahun ini.
Untuk diketahui, pada kuartal kedua tahun sebelumnya, Xiaomi masih berada di peringkat keempat dengan pangsa pasar 15 persen. Vivo menempati peringkat pertama dengan pangsa 23 persen, diikuti OPPO 21 persen, dan Samsung 19 persen. Sementara posisi realme berada di peringkat kelima dengan pangsa 12 persen.
Menarik untuk disimak bahwa meski Xiaomi berhasil menjadi pemimpin pasar di Indonesia untuk kali pertama di kuartal kedua tahun ini, namun bila dilihat secara keseluruhan, kelompok perusahaan Vivo, OPPO, dan realme apabila semuanya digabungkan sebenarnya meraih pangsa pasar 52 persen atau lebih dari separuh pangsa pasar Indonesia. Untuk diketahui, Vivo, OPPO, dan realme merupakan tiga perusahaan yang berada dalam satu naungan perusahaan induk BBK Electronics Corporation.
Terlepas dari hal tersebut, pertumbuhan pengiriman ponsel pintar di Indonesia didorong oleh pemulihan belanja masyarakat, permintaan yang naik pada momen Hari Raya Idulfitri, dan adopsi ponsel pintar yang begitu cepat di tengah masyarakat.
“Kami juga mengamati, merek smartphone di Indonesia semakin aktif di kanal online untuk mendukung protokol kesehatan terkait pandemi. Menurut data Counterpoint, saluran online menyumbang sekitar 19 persen dari pasar smartphone pada Q2 2021, lebih tinggi dari sebelum pandemi yang sebesar 13 persen pada Q1 2020,” ucap Paula Ruth, analis riset Counterpoint.
Meski demikian, Counterpoint memperkirakan akan adanya tekanan pada kuartal ketiga 2021 di mana pada bulan Juni lalu terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia meski saat ini situasi cenderung pulih. Namun, kelangkaan komponen yang dialami vendor ponsel saat ini kemungkinan akan menimbulkan risiko pertumbuhan pengiriman.
Keberhasilan Xiaomi di Indonesia pada kuartal kedua ini disinyalir karena portofolio produk mereka yang memiliki value for money yang menarik konsumen. Kehadiran Xiaomi di kanal online, manajemen inventaris yang relatif ramping, serta adanya kelangkaan komponen global yang memaksa sejumlah vendor untuk memprioritaskan pasar tertentu turut berperan dalam pertumbuhan Xiaomi.
“Preferensi konsumen di Indonesia juga telah bergeser, lebih ke smartphone terjangkau dan pembelian online karena pandemi. Preferensi ini selaras dengan poin kuat Xiaomi. Xiaomi tidak hanya memimpin pengiriman smartphone secara keseluruhan di Indonesia, tetapi juga menduduki puncak penjualan online, meraih sekitar 30 persen pangsa pasar online selama kuartal tersebut,” ujar analis senior Counterpoint, Glen Cardoza.
Kuartal kedua di tahun ini tampaknya memang menjadi yang terbaik bagi Xiaomi. Sebelumnya, pada periode yang sama, Xiaomi juga dilaporkan mencatatkan rekor pendapatan dengan pertumbuhan sebesar 64 persen secara tahunan dari periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut juga membuat laba bersih mereka melonjak 80 persen.
Sedangkan di pasar perangkat sandangan atau wearable, Xiaomi juga dilaporkan mampu mengangkangi Apple dengan melakukan pengiriman terbanyak atas produk perangkat sandangan mereka. Kinerja Xiaomi tersebut disinyalir didukung oleh momen peluncuran Mi Smart Band 6, meski India yang merupakan salah satu pasar terbesar Xiaomi tidak termasuk ke dalam daftar negara yang dimasuki pada peluncuran perdana secara global.