QR Code Sertifikat Vaksin di PeduliLindungi Tidak Terbaca di Arab Saudi

Pemerintah diminta menindaklanjuti kendala pada aplikasi PeduliLindungi tersebut sehingga jemaah umrah dapat menjalankan aktivitasnya tanpa hambatan.
22 September 2021 14:27 WIB • Bacaan 2 menit
Kode QR PeduliLindungi Kode QR PeduliLindungi
Peluncuran fitur kode QR aplikasi PeduliLindungi pada 1 Juli 2021. Foto: Kementerian Kesehatan.

Aplikasi PeduliLindungi yang merupakan aplikasi resmi pemerintah dalam upaya penanggulangan pandemi Covid-19 di Indonesia memiliki banyak fitur. Salah satunya ialah fitur untuk menyimpan dan memeriksa status vaksinasi Covid-19 masyarakat.

Status vaksinasi Covid-19 belakangan ini menjadi sebuah syarat bagi warga untuk dapat bepergian atau beraktivitas ke sejumlah area publik dan moda transportasi massal sehingga peran aplikasi PeduliLindungi sangat krusial bagi aktivitas warga.

Namun, mengutip Kompas, Konsul Haji Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Arab Saudi, Endang Jumali, melaporkan bahwa kode QR atau QR Code sertifikat vaksin PeduliLindungi tidak dapat terbaca di alat pemindaian bandara Arab Saudi.

“Kami sudah mencoba beberapa kali membaca QR Code sertifikat dari Indonesia sampai pada saat kami uji coba itu belum bisa terbaca,” kata Jumali pada Selasa, 21 September 2021.

Endang menjelaskan bahwa keterbacaan QR Code dan data di dalamnya merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi di bandara Arab Saudi sehingga ia meminta pemerintah untuk segera menjadikan hal tersebut sebagai prioritas utama dalam pembenahan sistem aplikasi PeduliLindungi.

“Sertifikat dari Nigeria dan juga negara-negara lain sudah masuk (terbaca). Perlu diketahui bahwa sertifikat vaksin itu akan berlaku 14 hari setelah suntik,” ujarnya.

“Jadi nanti akan ada dua sertifikat. Pertama, sertifikat vaksin Sinovac dua dosis, kemudian juga sertifikat vaksin booster. Ini menjadi syarat mutlak,” imbuh Endang.

Untuk diketahui, Kementerian Kesehatan telah memastikan bahwa jemaah umrah akan mendapatkan vaksin booster. Hal itu menjadi persyaratan mutlak yang diberikan pemerintah Arab Saudi untuk para jemaah. Dengan kata lain, jemaah yang tidak memiliki riwayat vaksinasi Covid-19 sebanyak tiga kali tentu tidak bisa diberangkatkan.

“Jadi tentunya mereka dapat program khusus karena persyaratan yang disyaratkan oleh Arab Saudi bahwa harus tiga kali suntikan dengan satu kali vaksin booster. Maka itu tentunya akan kita penuhi sebelum pemberangkatan,” ucap Abdul Kadir, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam kesempatan yang sama.

Baca Juga:

Pecandu Wi-Fi. Penggemar Linux. Pemuja aplikasi free dan open source. Berkomunikasi dengan sesama dalam bahasa HTML, CSS, dan sedikit JavaScript.
Berikan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *