Pimpinan penanganan Covid-19 Israel, Salman Zarka, mendorong negaranya untuk mempersiapkan pemberian dosis keempat dari vaksin Covid-19. Saat ini, hampir seluruh penduduk Israel diketahui telah menerima suntikan dosis vaksin Pfizer. Zarka berpendapat, dosis keempat tersebut dapat dimodifikasi untuk memastikan perlindungan bagi warganya dalam menghadapi varian baru virus korona yang mungkin akan muncul selepas varian delta.
“Mengingat bahwa virus itu ada di sini dan akan tetap ada, kita juga harus bersiap untuk suntikan keempat,” ujarnya kepada radio lokal.
Israel dapat dikatakan sebagai salah satu negara yang sangat serius dan cepat untuk memberikan vaksinasi Covid-19 bagi warganya. Israel juga dilaporkan menjadi negara pertama yang menawarkan dosis ketiga secara resmi, dimulai pada 1 Agustus lalu, untuk mereka yang berusia di atas 60 tahun. Hingga 3 September 2021, setidaknya lebih dari 2,5 juta warga Israel yang telah menerima suntikan dosis ketiga.
Dalam pemberitaan sebelumnya, sebagaimana dilansir The Jerusalem Post pada 3 September 2021, Zarka menyebut bahwa para wisatawan dari negara zona “oranye” yang telah menerima tiga suntikan dosis vaksin Pfizer dapat memasuki negara mereka tanpa harus menjalani isolasi secara penuh terlebih dahulu.
“Jika seseorang datang dari AS (salah satu negara zona oranye) dan dia memiliki tiga dosis vaksin Pfizer, sesuai dengan protokol kami akan sangat logis bahwa orang ini harus mengikuti tes PCR pada saat kedatangan. Tunggu hingga 24 jam dan kemudian jika tesnya negatif, dia dapat langsung meninggalkan isolasi,” kata Zarka.
Untuk diketahui, bila dihitung dari jumlah penduduknya, Israel merupakan negara tercepat untuk memberikan vaksin Covid-19 bagi warganya. Di sana, mayoritas warga menerima suntikan dosis vaksin Pfizer di mana negara tersebut memang memiliki stok vaksin Pfizer yang melimpah.
Bahkan dilaporkan, vaksin Moderna yang sebelumnya sudah tiba dan telah mendapatkan izin penggunaan di negara itu sejak 5 Januari 2021 masih belum digunakan hingga kini.
Israel memang mendapat prioritas pasokan vaksin Pfizer dari produsennya, BioNTech-Pfizer. Hal itu terjadi karena kedua pihak melakukan kerja sama khusus di mana Israel siap memberikan akses penuh bagi data-data vaksinasi warganya kepada produsen vaksin.
Negara tersebut juga bersedia membayar harga jauh lebih tinggi dibanding negara-negara lain. Dalam satu laporan disebutkan bahwa Israel membayar sekitar 23 Euro untuk tiap dosisnya dibanding negara-negara Uni Eropa yang hanya membayar 12 Euro per dosis.
Salah satu langkah berani yang dilakukan Israel ialah membebaskan BioNTech-Pfizer dari segala bentuk tuntutan ganti rugi dan pertanggungjawaban andaikata terdapat masalah dengan vaksin mereka.
Dengan kata lain, Israel sendiri seolah menjadi sebuah laboratorium bagi produsen vaksin untuk melakukan uji klinis dan meningkatkan pengembangan vaksinnya tanpa harus mengeluarkan dana tambahan. Dengan cara itu, BioNTech-Pfizer pun berani memberikan jaminan pasokan vaksin Pfizer untuk Israel sampai kurang lebih 95 persen penduduknya sudah mendapatkan vaksinasi.